Puisi Tahun 2014
Engkau
Apakah kau sang dewi untuk menjaga hatiku?
Apakah kau hanya sekedar mimpi dalam benakku? dan
Apakah kau hanya halusinasi belaka?
Engkau yang akan menjadi milikku, dan engkau
yang akan menjadi pendampingku hingga tinggal nama yang terkenang aku akan mendengar
setiap kata yang kau ucapkan aku akan merasakan indah kata yang kau ucap, dan sampai
kata itu menjadi abupun aku akan selalu mengenang kata itu. Memang kau tak pernah berhenti
memikirkanku mungkin diriku sedikit jauh kala itu, sejenak kuberfikir, dan hingga
pada waktunya halangan tiba, rintangan menghampiri, padahal waktu itu aku telah
mengerti jalan hatimu, maaf apabila waktuku sedikit untukmu.
Maaf
Apakah kau pernah menangis karenaku?
Apakah kau pernah bersedih karenaku?
Apakah diriku yang
selalu menghiburmu? mungkin, mungkin semuanya telah kurasa karena situasi kali
ini berbeda, entah mengapa sampai saat ini bayangmu tak pernah hilang dari
penglihatan dan hatiku, aku tak akan berjanji untuk menemanimu tetapi aku yakin
bahwa diriku ini akan selalu menjagamu. Selama darahku masih mengalir namamu
dan sampai kau merobek nadiku, kan kujaga segenap rasa, dan hati yang selalu
menuntunku pada sebuah perjalanan hati sampai
akhirnya berubah menjadi kenangan. Maaf apabila aku menghiraukan waktumu, maaf
untukku yang tak membuka pesan darimu, aku tahu kau berharap berada disisiku
kala itu, begitupun aku, dan maaf telah menghiraukan ketakutanmu yang
seharusnya aku tepat berada disisimu menemani kegelapanmu, menjagamu tetap utuh.
Bimbang telah kurasakan dengan beberapa pilihan, meskipun aku menjagamu dalam
diam tetapi rasa gelisah seakan menyelimuti dan rasa menyesal telah menyakiti,
yang seharusnya menemanimu dalam gelap sepi dan hanya ditemani sebatang lilin
dengan beberapa tetes tinta yang bercecer di selembar kertas. Tak dapat
dihiraukan lagi memang hati kita menyatu dan perasaan kita sama, apa yang kau
rasakan akupun merasakannya, kesungguhan hati terucap, aku ingin bersamamu, aku
ingin menemanimu, aku ingin selalu merindukanmu dan caramu memanggilku, suara
yang menjadikan rindu mengalir semakin deras menuju muara hingga samudra, pada
suatu saat hati kecilpun bertanya, apa kau yakin dengan dia? Apa kau lupa
dengan mimpimu? Seketika aliran darahpun berhenti, seakan ingin merobek nadi,
hingga aliran namamu dalam darahkupun tumpah disudut rindu yang membeku.
Membayangkanmu adalah ketakutanku, merindukanmu adalah pisauku, apakah kau
wanitaku atau hanya sebatas menemani tanpa mendampingi, akhirnya kuizinkan kau
berpindah hati dan secepat itu aku telah terganti. Akan tetapi, percayalah,
disudut hati yang luka ini masih tersisa rindu yang pernah kau beri.
Pujaan
Lihatlah dihadapanmu ini
Sang pangeran kerinduan
Telah bersemayam dihatimu
Kaulah sang dewi ciptaan raja
Kaulah ciptaan yang terindah, dan
Kau yang telah ditakdirkan bersamaku
Komentar
Posting Komentar