Puisi Tahun 2015
Gelisah
Bukan, bukan engkau
Merasakan
Tidak, setidaknya engkau
Bisa merasakan
Pasti, pastinya engkau merasa gelisah
Untuk merasakannya
Hilang
Hari kedua setelah kubilang
Kau sangat cantik
hari ini, seperti waktu itu. Apakah semua ini untukku? tetapi diriku tidak
yakin semua itu untukku. Memang kau bilang iya
dan kau menghiraukannya. Menunggu yang seakan terulang pada saat beberapa bulan
yang lalu, cukup lama ku menunggu, sendiri dan hanya ditemani alunan musik
dengan suasana yang sunyi tak seperti biasanya, diriku bisa tahu itu bukan
pemikiranmu ku tahu pasti. Lalu kendala apa yang bisa menghambatnya, apakah
mungkin seseorang yang sudah membuatmu bahagia atau sebuah tuntunan kehidupan.
Mencoba untuk memakluminya dan mengapa semudah ini untuk memakluminya, tak
mengerti dengan diriku.
Hari ketiga,
Aku tak tahu dimana
keberadaanmu saat itu serasa ucapanku tak berarti dan sangat mudah untuk
diabaikan, entah apa yang bisa kulakukan sepertinya engkau memikirkan hal lain,
memang hidup ini tak seindah mimpi dan begitu berat beban yang tersisa, tetapi
tak semudah itu diriku akan melupakanya, entah mengapa semua ini terjadi. Masih
tersisa esok, apakah esok nanti adalah hari bahagia, semoga begitu.
Hari keempat,
Mungkin hanya sapaan
yang menghadang, itupun sapaanku, memang hari ini waktu yang tidak
memungkinkan. berharap kau mengerti
itu, mengerti keadaan yang ku mau. Esok nanti, ia esok nanti, mungkin akan
menjadi hari penutup dan semoga kau ada esok nanti. Memang kau mengatakan
iya tetapi diriku tidak begitu yakin dengan ucapanmu, kutunggu kau esok nanti. Tiada
hari berikutnya, semua yang ku bayangkan
sungguh tidaklah nyata mungkin hanya sebagai angan belaka, sia-sia diriku
bermimpi, berhayal yang tak tahu kenyataannya. Menunggupun tiada
arti, berbisik takkan bisa kau dengar dan hanya alunan jiwa yang semakin kental dengan
aroma hatimu. Entah
kapan, entah dimana saat ini masih sanggup ada, apabila ini milikmu akan
kuhadirkan semua cerita dalam hati dalam jiwa untukmu.
Komentar
Posting Komentar