Puisi Tahun 2018
Suka Patah Hati
Patah hati itu indah
Terlelap dalam mimpi dunia
Suka duka ada dalam bahagia
Meresapi cinta yang tak pernah nyata
Ku ingin berkata aku rindu
Yang ku kecap hanyalah masa lalu
Hilang, rapuh sudah rasa ini
Terbius sakit yang pernah kau beri
Bersama raga ini terus hancur
Melebur dalam sakit yang semakin hancur
Membunuh rasa takut untuk mencintai
Apa daya, patah hati tetap jadi yang abadi
Meskipun hadir suasana hati
Setelah itu kau pergi dan tak kembali
Merenggut benih hati yang masih suci
Kau memang tak punya hati
Ingin Bersamamu
Terkadang aku ingin bersama orang yang tepat
di akhirku membenci dunia
Seseorang yang memberi kasih sayang, kelembutan
hati dari seseorang yang menyayangiku, mencintai dengan percaya, bahwa cinta
itu dari hati, dari rindu yang mengalir layaknya air di sudut sempit hati
Aku ingin bersama orang yang tepat dipenghujung
senyumku
Tetap bersamaku walaupun tak bahagia dalam
dunia, percaya bahwa aku membahagiakanmu dalam hatimu
Aku ingin bersama orang yang tepat dikala waktu
telah terhenti
Memegang jemarimu dan kau berkata padaku, aku
bahagia bersamamu
Aku ingin bersama orang tepat disaat usiaku tak
utuh
Memberi senyum dari bibir manismu dan kau
berkata padaku, jangan kau tinggalkan aku
Aku ingin bersama orang yang tepat diakhir
penghujung nafasku terhenti
Meneteskan air mata, hingga aku tak lagi bisa
melihat dunia
Maaf aku meninggalkanmu karena aku sangat
mencntaimu, percaya rinduku selalu
menemanimu hingga waktunya tiba kau akan
bersamaku kembali
Aku ingin bersamamu
Kamu
Aku tak cukup kuat untuk terbang ke hatimu
Mendiami sebuah rasa penasaran tentang dirimu
Aku tak cukup kuat untuk mendarat dihatimu
Menahan rasa di hatiku
Aku bisa selamanya hilang dalam hatimu
Ragaku, jiwaku, menghilang dalam balutan rindu
Bukankah kamu tahu
Kamu akan selalu nyata dalam hatiku
Walaupun ragamu tak pernah ada untukku
Sadarlah aku mengaggumimu
Menceritakan semua tentang dirimu
Tentang bidadari mimpiku
Keakuanku semakin luluh terhadapmu
Hingga rasa ini ingin bersamamu
Yang aku tahu
Kamu, tak pernah ada untuk mencintaiku
Menjadikanku alasan segala rindu
Kau tak pernah masuk dalam kehidupanku
Tak pernah merasa bahwa aku menunggumu
Menjadikanmu semangatku
Semangat untuk mencari cinta yang baru
Dan pergi dari sesaknya lorong hatimu
Menusuk hati yang tak pernah kau memperdulikanku
Membuat perih yang tak pernah berlalu
Merobek nadi hingga aku tak ingat tentang dirimu
Sungguh kecewaku terhadapmu
Hingga saatnya aku pergi
Kau mencari
Dan aku sudah tidak perduli
Sudut Rindu
Bukankah kau hidup
dengan rindu yang bertebaran,
hingga di suatu sudut malam
dengan kekosongan,
ku patahkan sayapku
sampai bulu-bulu rindu itu
bertebaran
Sendu
Kupejamkan mataku
Lewat nada sendu
Irama rindu, rasa menunggu
Tak pernah mengingat sebuah malam
Karena semua itu terasa kelam
Tak pernah mengingat sebuah hari
Karena itu terasa mati
Hanya bisa diam dibawah terik mentari
Tak cukup kuat hati ini mencari
Tak mampu hati ini melampaui batas diri
Menyaksikan hati terkubur sendiri
Dalam sepi ku selalu berirama
Keramaianku tak pernah bersama
Kau selalu hilang dalam hidupku
Tak pernah menyisakan waktu
Tak pernah ada dalam hatiku
Padahal aku selalu merindukanmu
Sore Itu
Ada yang ingin aku katakan sebelum semuanya berubah, ada rindu yang ingin ku sampaikan sebelum rasa ini pergi, ada yang ingin ku harapkan darimu yang selalu mengiringi nada hatiku, ada sesuatu yang tidak pernah kau tahu yang ingin ku jelaskan, dan kamu pergi, merubah mimpi menjadi rindu yang tak pernah terkendali, kau memanggil dalam angin yang selalu berhembus lewat serpihan rindu, sembari menatap langit biru, bayanganmu memaksaku untuk memanggilmu, aku tak bisa menghindar, aku pasrah dengan keberadaan rasa yang pernah kau tinggalkan. Kamu ke mana, kamu di mana, mengapa kamu pergi, aku di sini sendiri, sepi, dingin, tak lagi terselimuti lembut nada suaramu, apakah kamu menungguku? apakah kamu tahu aku di sini menunggumu, mencari, menanti angin rindu yang kau hembuskan, menatap hati yang tak pernah kau berjanji, mengisi rasa hati yang tak pernah kau merindukanku, aku ingin melihatmu lagi, melihat senyummu dalam gelapku dalam terangku kau selalu dia dalam relung hatiku, terlihat jelas meskipun waktu akan menghapus segala luka, tak terbakar pun akan terasa panas, tak terseset pun akan terasa pedih, mungkin hanya karena terabaikan, terbentuknya rasa ketidakperdulian akan hati yang terlalu sering tersakiti, kau tak pernah bergeming disaat aku memanggilmu, kau tak pernah menganggapku dengan caramu meninggalkanku, pergi untuk sendiri.
Masih Sore Itu
Kau tak mengetahuinya sebelum ku katakan, tentang suaramu yang menggema ditelingaku, kau mungkin tak menyadari, disudut sempit ruang rindu, aku mengamatimu, menjagamu dari sesuatu yang akan melukai kehidupanmu, tak akan membiarkanmu hilang dalam setiap detik nafasku, aku menantimu dan engkau pun tak tahu, belum sempat ku katakana tentang indah dirimu, merasuki fikiranku hingga aku terbelenggu oleh waktu. Saat itu disuatu sore yang anggun kau memanggilku, entah darimana kau tahu namaku, aku belum mengenalmu dan kau memaksaku untuk aku mengenalmu. Suaramu seakan memaksaku untuk masuk dalam ruang lingkup kehidupanmu, kau ingin membuatku memikirkanmu, menjaga setiap rindu yang mengembun di dalam jiwaku, dengan tulus hatiku, aku mengenalmu, waktu pun mengurai, sedikit demi sedikit kau mulai menguasai mimpiku, aku tak tahu mengapa hati ini mulai merindu, hampir setiap hari aku melihatmu, mendengar suara lembutmu, dan aku ingat saat kau memanggilku, suara itu seakan melekat dalam dinding terluar telingaku, berhembus mengikuti rintihan angin membawanya masuk ke dalam saluran pernafasan, hingga menuju paru-paru dan menetap di hati.
01.20
01.20 terbangun sejenak, mendengar tetes hujan menerpa sisi asbes diatas mata yang terlelap, tidak deras tetapi mengguyur perasaan, membias diantara ubin tanpa atap, merupa rindu. Ia tak menyatu tetapi berdampingan, sampai akhirnya bertemu di suatu titik dimana suatu genangan mempertemukan, hening, tanpa kata, tetapi hatinya begitu tulus akan kehadirannya, tangggung jawab atas apa yang telah ia rasa, dan akhirnya patah, membusuk dari dalam, lalu pergi dan tak pernah kembali.
Puisinya galau semua kak
BalasHapusnamanya kaumpatahhati ya genre nya sudah pasti sad 😁
HapusTerimakasih banyak sudah membaca